Minggu, 17 Mei 2009



B A K A L A N  vs  B I B I T

Ada beberapa istilah yang kami pakai sesuai dengan disiplin ilmu peternakan untuk menyebut kriteria sapi yang belum siap dipotong atau yang rendemen karkasnya(komposisi daging dan tulang ) dibawah 50% dari berat hidup untuk dipelihara dan digemukkan yakni :

  1. BAKALAN.Kriteria  sapi disebut bakalan jika sapi tersebut sudah masuk umur potensial penggemukan (1,5-2,5 tahun) namun belum gemuk dan karkasnya kurang dari 48%.pada fase ini kita sudah mulai dapat mengukur standar perhitungan baik umur sapinya,prosentase rendemen karkasnya (berat daging tulang), capaian bobot maksimal,kecepatan adaptasi pakan dan kandang sampai dengan masa panennya.Harganyapun dapat dihitung melalui sistem timbang hidup untuk memudahkan pengawasan pertumbuhan dengan pengontrolan ADGnya tiap bulan dan jikalau disesuaikan dengan konversi harga karkas sapi siap potong yang lebih murah antara Rp.1000-1500; dari bakalan.Rata-rata untuk sapi jenis Simmental dan limousin dan silangannya  masuk katagori ini bila ada di kisaran berat 380-500kg.Sedangkan sapi PO ada di level 250-350kg.sapi jenis ini ideal apabila digemukkan dalam waktu singkat antara 100-150 hari.
  2. BIBIT.Sapi apabila dibawah umur dan berat bakalan acapkali disebut bibit.Pada sapi kondisi ini kita masih belum mampu meraba standarisasi mulai dari harga  berapa  capaian berat maksimal,waktu pemeliharaan sampai panen apalagi rendemen karkasnya. Hal ini selain disebabkan umur sapi yang belum masuk usia potensial untuk digemukkan juga karena masih bersamaan antara pembentukan tulang dengan pengisian otot daging.Jangka waktu pemeliharaannyapun  harus lebih dari 250 hari kalau  ingin dicapai dalam kondisi siap dipotong. Sistem transaksinya hampir  seperti di bursa pelelangan yang harganya ditentukan berdasarkan kerelaan penjual dengan kepuasan  batin sang pembeli. Jadi dari sisi ini saja  kita selaku peternak baru bisa mendapatkan harga umum dan rata-rata jika sesuai dengan perkiraan kepantasan untuk membelinya.Lain daripada itu,sistem pasar peternakan kita malah sudah tidak bisa lagi mendapatkan sertifikasi /surat keterangan bibit saat sapi dijual kepada pembeli baru.Inilah  yang berbeda saat zaman orde baru dulu,sapi pembibitannya diawasi,indukannya didata dan sebagainya.Sungguh ironi memang.Sehingga akibatnya kita pasti akan kesulitan melacak bobot,bibit dan bebet sapi seperti: alamat peternak,indukannya berkarakter dan berjenis serta berkode apa untuk mengantisipasi incest/kawin sedarah,cara perawatan dan ransumnya di kandang sebelumnya bagaimana disebabkan oleh sistem jual beli putus.Perkecualiannya  adalah jika  sapi tersebut kita beli langsung di breeder/pembibit yang pastinya mulai  langka karena dari sisi analisa biaya kurang menarik maupun dukungan dari berbagai pihak yang masih kurang intensif.

Demikian semoga bermanfaat

selamat beternak

keterangan gambar :

gambar atas       :  bakalan simmental berat 685 kg

gambar bawah  :  perbandingan bakalan PO berat 375 kg dengan bibit limousin berat 355 kg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar!!!!!!!!!