Senin, 18 Mei 2009


I'm  the COWHOLIC

Sore yang temaram adalah saat yang paling merindukan bagi kami.apakah ternak kita lahap memangsa olahan menu kami :

  1. hidangan pembuka  : bubur nasi aking dan pollard *)
  2. hidangan utama       : dedak kasar dan kedelai reject *)
  3. hidangan penutup    : jerami kering *)

akankah mereka menikmatinya,yang sudah diracik cheff kami dari beragam resep dan bumbu yang sudah kami lalui trial dan errornya?

wahai sapi budiman,kenyanglah,cepat gemuklah agar kami mantap berkhidmad hidup bersamamu juga senantiasa tersenyum sentausa berkatmu.Aku kecanduan dirimu

I really love you......

*) sesuai dengan dosis dan takaran serta tambahan zat dan mineral tertentu

Minggu, 17 Mei 2009



B A K A L A N  vs  B I B I T

Ada beberapa istilah yang kami pakai sesuai dengan disiplin ilmu peternakan untuk menyebut kriteria sapi yang belum siap dipotong atau yang rendemen karkasnya(komposisi daging dan tulang ) dibawah 50% dari berat hidup untuk dipelihara dan digemukkan yakni :

  1. BAKALAN.Kriteria  sapi disebut bakalan jika sapi tersebut sudah masuk umur potensial penggemukan (1,5-2,5 tahun) namun belum gemuk dan karkasnya kurang dari 48%.pada fase ini kita sudah mulai dapat mengukur standar perhitungan baik umur sapinya,prosentase rendemen karkasnya (berat daging tulang), capaian bobot maksimal,kecepatan adaptasi pakan dan kandang sampai dengan masa panennya.Harganyapun dapat dihitung melalui sistem timbang hidup untuk memudahkan pengawasan pertumbuhan dengan pengontrolan ADGnya tiap bulan dan jikalau disesuaikan dengan konversi harga karkas sapi siap potong yang lebih murah antara Rp.1000-1500; dari bakalan.Rata-rata untuk sapi jenis Simmental dan limousin dan silangannya  masuk katagori ini bila ada di kisaran berat 380-500kg.Sedangkan sapi PO ada di level 250-350kg.sapi jenis ini ideal apabila digemukkan dalam waktu singkat antara 100-150 hari.
  2. BIBIT.Sapi apabila dibawah umur dan berat bakalan acapkali disebut bibit.Pada sapi kondisi ini kita masih belum mampu meraba standarisasi mulai dari harga  berapa  capaian berat maksimal,waktu pemeliharaan sampai panen apalagi rendemen karkasnya. Hal ini selain disebabkan umur sapi yang belum masuk usia potensial untuk digemukkan juga karena masih bersamaan antara pembentukan tulang dengan pengisian otot daging.Jangka waktu pemeliharaannyapun  harus lebih dari 250 hari kalau  ingin dicapai dalam kondisi siap dipotong. Sistem transaksinya hampir  seperti di bursa pelelangan yang harganya ditentukan berdasarkan kerelaan penjual dengan kepuasan  batin sang pembeli. Jadi dari sisi ini saja  kita selaku peternak baru bisa mendapatkan harga umum dan rata-rata jika sesuai dengan perkiraan kepantasan untuk membelinya.Lain daripada itu,sistem pasar peternakan kita malah sudah tidak bisa lagi mendapatkan sertifikasi /surat keterangan bibit saat sapi dijual kepada pembeli baru.Inilah  yang berbeda saat zaman orde baru dulu,sapi pembibitannya diawasi,indukannya didata dan sebagainya.Sungguh ironi memang.Sehingga akibatnya kita pasti akan kesulitan melacak bobot,bibit dan bebet sapi seperti: alamat peternak,indukannya berkarakter dan berjenis serta berkode apa untuk mengantisipasi incest/kawin sedarah,cara perawatan dan ransumnya di kandang sebelumnya bagaimana disebabkan oleh sistem jual beli putus.Perkecualiannya  adalah jika  sapi tersebut kita beli langsung di breeder/pembibit yang pastinya mulai  langka karena dari sisi analisa biaya kurang menarik maupun dukungan dari berbagai pihak yang masih kurang intensif.

Demikian semoga bermanfaat

selamat beternak

keterangan gambar :

gambar atas       :  bakalan simmental berat 685 kg

gambar bawah  :  perbandingan bakalan PO berat 375 kg dengan bibit limousin berat 355 kg

Jumat, 15 Mei 2009


TREN PUREBREED COW = GELOMBANG CINTA ??

Mungkin kita mengernyitkan dahi pada saat membaca judul diatas. Namun tidak ada salahnya kita berusaha mencermati. Beberapa saat yang lalu salah seorang teman peternak  meminta pendapat kami, yakni tentang fenomena yang sedang menggejala di kalangan peternak yang sedang demam memelihara sapi pure breed (ras asli) seperti simmental dan limousin atau istilah peternak disebut F1. Dia mengadu tentang harga bibit yang melambung tak terjangkau dan apa saja ekses  yang terjadi seandainya kita hanya berkonsentrasi untuk memelihara bibit sapi seperti tersebut diatas?bagaimana bersikap?apakah nantinya akan seperti  tren gelombang cinta,ikan louhan dan tren-tren lainnya?

Memang tidak bisalah kita mengelak, bahwasanya sapi jenis F1 atau purebreed sangatlah menarik dan menggoda hati untuk kita pelihara.Lihat saja performancenya; dari power depannya saja sapi ini mempunyai lingkar dada  yang lebar nan kekar, kepala yang besar persegi, bulu kepala yang berjambul eksotis dengan tanduk yang kuning seperti gading. dari power belakangnya; pangkal paha yang trapesium yang memuat massa otot daging yang banyak, ekor menjuntai, dipadu kaki-kaki yang kokoh menyangga tubuhnya. Warna kulit badanpun sungguhlah indah bermotif merah tembaga dan kadang diselingi belang atau galur putih mutiara. Tapi tahukah anda, di pertengahan tahun 1980-an dulu,saat jenis sapi ini baru muncul dikalangan peternak malah menjadi bahan ledekan. ada yang mengatakan jenis sapi tersebut diatas adalah sapi banci yang tak berpunuk dan bermata mirip mata manusia, ada juga yang mengira  sapi itu peranakan kerbau, malah ada yang mengatakan sapi ini jenis sapi yang buas  karena sempat beredar issu jenis tersebut karnivora yang bahkan mau memangsa pemeliharanya. Lumrah memang, sesuatu yang baru muncul menjadi pandangan dan anggapan ganjil juga rumor atau mitos di kalangan siapapun. Namun dewasa ini seiring dengan meningkatnya pengetahuan tentang teknologi informasi peternakan,khalayak mulai menyadari keungggulan-keunggulan dari sapi F1 tersebut. Pada tulisan kami yang terdahulu,kami telah berusaha memaparkan sesuai keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami tentang ragam keunggulan kualitas dari sapi F1. Kamipun  ingin mencoba lagi menelaah dari sisi lain tentang keberadaan sapi ini.

Adalah suatu penghormatan yang tak terhingga,jika ada di antara kita telah bersedia memurnikan  plasma nutfah ini sebagai tujuan untuk pemutakhiran teknologi peternakan yang manfaatnya dapat dinikmati orang banyak.ADG atau tingkat pertumbuhan yang optimal yang didapatkan dari sapi jenis ini memang seperti magnet bagi kaum peternak.Maka mulailah diadakan kontes dan pameran sapi unggul dengan kriteria personifikasi diambil dari sapi jenis ini.Pemerintah dan akademisi menggalakkan inseminasi buatan dari ras ini,kaum pembibit mulai menyilang-nyilangkan dengan sapi jenis yang sudah ada,para pakar produksi ternak dan produsen pakan ternak menformulasi beberapa bahan bernutrisi tinggi untuk mendapatkan capaian maksimal pertumbuhan.Jadilah sapi itu nantinya benar-benar murni genetikanya.Sungguh sangat mulia.......

Namun dengan atau tanpa diakui,kita yang dari golongan akademisi,dari kalangan pembibit,peternak dan bahkan pedagang telah mulai memunculkan pengkotakan,klassifikasi dan pengkastaan jenis jenis sapi dari sisi harkatnya yang sebagai hewan konsumsi manusia.kitapun terbawa arus ke suasana ini.Idealkah???

Jika kita tinjau manfaat dari sisi dunia pengetahuan,produsen (peternak) dan konsumen (masyarakat) juga misi pemerintah sungguhlah ideal dan  terpuji  tujuan pemurnian genetik sapi ini.Namun mengertikahkah kita,bahwa di sini mulai muncul masalah pertingkatan HARGA akibat pengkastaan ini.Bahkan sudah cenderung di luar nalar.Wajarkah??

Suatu kewajaran apabila dalam mekanisme kehidupan atau apapun itu jika dilakukan penataan norma,rambu dan faktor-faktor penguat lainnya secara komprehensif akan muncullah keseimbangan dan harmoni.Adalah  suatu ketidakwajaran  jika satu sendi dan lainnya terasa parsial,paradoks dan bahkan berbenturan.Kita selaku peternak dan pembibit sudah bersungguhan diri mewujudkan keadaan ini.Kita didukung pemerintah(dalam tanda kutip) dari segi penyediaan inseminasinya,didorong akademisi di sisi teknologinya.Diharubirukan harganya oleh pedagang saat pembelian dan penjualan bibitnya.TAPI,apakah terjadi pengklasifikasian saat sapi tersebut sudah siap potong?bedakah harga karkas,timbang hidup atau taksiran dengan jenis sapi lainnya meski sama berat,sama rendemen,body frame dan sama mutu dagingnya?NEVER EVER........

Apakah dengan tujuan pemurnian itu ada jaminan pembeda?tentulah tidak.Di sisi lain kebijakan pemerintah tidak mendukung dengan tetap membuka keran impor sapi sebanyak-banyaknya.Namun tidak ada apresiasi atas keberhasilan para pembibit sapi ini.Suatu bukti, kita masih mendatangkan pejantan unggul dari Australia dan Selandia baru.Kalahkah produktifitas dan mutu nutfah hasil dari pemurnian kita??kita sendiri malah tidak mau mengakui.Lalu apa gunanya kontes dan pameran sapi yang sering diadakan? mungkin saja itu hanya akan jadi kebanggaan pemiliknya yang tidak sesuai nilai hadiah dengan ketelatenan saat memilih bibit dan memelihara serta hanya jadi data laporan keberhasilan pemerintah setempat di sektor peternakan.Lantas apakah sapi impor lebih unggul mutu daging,karkas dan estetikanya?tentu juga sangat tidak tepat.Sapi impor hanya lebih unggul murahnya.

Kita seyogyanya harus realistis,Jika kita tetap mengkastakan jenis dan ras sapi dan disesuaikan harga menurut kelasnya maka kemunduran,kerugian dan kehancuran telah menunggu kita.Mungkin langkah ini harus dimulai dari kita selaku peternak.Tetaplah kita nilai sapi itu dari performancenya,monitoring pertumbuhannya,nutrisi pakannya dan perawatannya.Janganlah kita nilai dan hargai sapi hanya berdasarkan sisi kemurnian ras,jenis dan eksotismenya dengan mengkesampingkan faktor pendukung lainnya.

Semoga semangat beternak sapi kita tidaklah seperti tren Gelombang Cinta yang easy come easy go.....

Uneg-uneg teman peternak kami itu akhirnya malah kami balas juga dengan uneg-uneg kami sendiri..

selamat beternak

Jumat, 08 Mei 2009

Analisa Praktis Penggemukan Sapi di PT Lembusora Perkasa

Sering kami dimintai pendapat oleh rekan2 peternak baik pemula maupun yang berpengalaman tentang bagaimana pemilihan calon sapi yang bagus untuk dipelihara dengan tujuan digemukkan pada perusahaan kami.pertanyaan ini meliputi mulai tentang jenis sapi(ras),bentuk tubuh,umur,berat badan, waktu pemeliharaan sampai panen dan kalkulasi harga jual maupun belinya.Di sini kami hanya ingin berbagi pengalaman saja dan share dengan sesama pelaku usaha peternakan sapi.

  1. Jenis Ras dan bentuk tubuh.Sejatinya semua jenis ras punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.Tentang hal ini sudah banyak diulas di pelbagai literatur tentang sapi potong. Hanya kita sebagai Praktisi peternakan seyogyanya perlu memperhatikan nilai-nilai praktis dan ekonomis dari jenis ras tersebut baik dari sisi kekuatan finansial peternak,peruntukannya dan timing tepat penjualannya. Seperti kita ketahui, untuk ADG (penambahan Berat harian) bolehlah diakui memang sapi jenis limosin dan simmental F1 telah  menjadi primadona yang mana ADGnya mampu mencapai 1,3-2kg/harinya.Disusul di belakangnya silangan SIMPO dan LIMPO dengan ADG 1-1,7kg/hari.Berlanjut kemudian PO murni,Bali dan seterusnya yang lebih rendah penambahan berat hariannya dan struktur tubuhnya.Namun poin terpenting untuk tidak kita lupakan dari semua itu tentunya adalah Fisiologi dan kriteria performance  sapi itu  sendiri.Tampilan fisik yang ideal mencakup body frame,power depan dan belakang sapi akan mempengaruhi ADG,kemudahan pemeliharaan,dan harga purna jualnya.
  2. Umur dan berat badan. Usia sapi yang ideal untuk digemukkan adalah mulai 1,5 sampai dengan 2,5 tahun. di sini kondisi sapi sudah mulai maksimal pertumbuhan tulangnya dan tinggal mengejar penambahan massa otot (daging) yang secara praktis dapat dilihat dari gigi yang sudah berganti besar 2 dan 4 buah. sapi yang sudah berganti 6 gigi besarnya (3 tahun ke atas) juga cukup bagus. Hanya di usia ini sudah muncul gejala fatt (perlemakan) yang tentunya akan berpengaruh dengan nilai jual dari pelaku pemotongan ternak.Sapi apabila masih di bawah usia ideal penggemukan biasanya lebih lambat proses gemuknya dikarenakan selain bersamaan pertumbuhan tulang dan daging juga sangat rentan resiko penyusutan serta labil proses penambahan berat disebabkan adaptasi tempat yang baru,pergantian pola pakan dan teknis perawatan serta penyakit.Tentang variabel berat tubuh,pastinya akan kita lihat dulu dari jenis ras apa sapi yang akan kita pelihara.Sapi jenis limousin dan simmental maupun silangannya dengan PO kala umur 1,5 tahun sudah berbobot rata-rata 350-400 kg.sedang sapi PO murni hanya kisaran 185-275 kg.Nah,dari sini nantinya  kita akan mulai berhitung  tentang teknis penilaian ideal untuk mengukur sistem pemeliharaan dan  transaksi jual beli.
  3. Masa pemeliharaan. Sesuai pengalaman kami yang baru sedikit ini,kami menyarankan pada mitra peternak kami bahwa sapi yang akan digemukkan agar memakai mekanisme : apabila masa panen jangka pendek (k.l 100 hari) pilihlah jenis limousin,simmental dan silangannya (F1 maupun F2) dengan berat mulai 390-500 kg. Jika proporsional pemeliharaannya,sapi tersebut akan mampu bertambah minimal 100kg saat panennya.Namun kalau yang diinginkan masa panen jangka menegah dan panjang ( k.l 250 hari hingga lebih dari 1 tahun) disarankan agar memilih jenis F1 simmental dan limousin yang murni genetiknya dengan berat di bawah 350 kg.Kebanyakan peternak yang berpola seperti ini  biasanya untuk investasi,pemurnian genetik indukannya atau bahkan sebagai hewan kesayangan (klangenan.jawa.red). muncul satu pertanyaan yang menggelitik;lebih untung pola yang mana?
  4. Perhitungan harga.Sapi untuk pemeliharaan jangka menengah (k.l 250 hari) dengan berat di bawah 300 kg rata-rata  masih belum dapat mencapai rendemen karkas lebih dari 49%.Sehingga apabila ingin dijual, pembeli barunya biasanya masih akan meneruskan penggemukannya lagi.Jika kita analisa,sapi F1 umur 5-8 bulan harga pasaran rata-rata per mei 2009 adalah 7,5-10 juta dengan bobot 250-325 kg.Kita ambil tengah-tengahnya saja lalu kita konversikan dengan harga timbang hidup jatuhnya sekitar Rp.31.000;/kg timbang di pasar. Kenapa seperti itu ???sapi dengan berat 380-525 kg seharga Rp.24.000/kg (sesuai harga loco di farm kami) adalah untuk kriteria jenis BAKALAN.Jadi di spek ini kita sudah mulai dapat mengukur standar perhitungan baik umur sapinya,prosentase rendemen karkasnya (berat daging tulang), capaian bobot maksimal,sampai dengan masa panennya. Beda halnya dengan berat 300kg ke bawah;karena itu masih tergolong jenis BIBIT.Jadi sistem transaksinya mirip seperti di bursa pelelangan yang harganya ditentukan berdasarkan kerelaan penjual dengan kepuasan dan jatuh hati sang pembeli. Maka disitulah kita baru dapatkan harga umum dan rata2 kepantasan transaksi di pasar ataupun di peternak yag ketemunya ternyata di harga Rp.31.000.Kita tentu belum dapat mengukur standarisasi,berapa nanti capaian berat maksimal dan waktu panennya apalagi berapa rendemen karkasnya.Lain daripada itu,sistem pasar peternakan kita malah sudah tidak ada lagi sertifikasi /surat keterangan bibit saat sapi dijual yang berbeda saat zaman orde baru dulu,ironi memang.sehingga kita pasti akan kesulitan mencari blood link sapi,alamat peternak apalagi cara perawatan dan ransumnya.Kecuali kalau sapi tersebut kita beli langsung di breeder
    Sedikit analogi : apakah anda mampu menaksir berapa ton padi  dalam 1hektar yang akan anda panen saat umur benih baru ditancapkan 15 hari atau sebulan sekalipun?bagaimana dengan resiko hama,kelangkaan pupuk dan pengairannya?apakah anda bisa pastikan akan menuai panennya?ini analogy untuk BIBIT.
    Nah sekarang,kesulitankah  anda memprediksi,berapa ton gabah yang akan anda dapatkan saat padi anda telah berbulir siap menguning? ini kiasan untuk BAKALAN.
    kalaupun panen anda akhirnya kurang maksimal masihlah kita dapatkan gabah meski rendah mutu dan tidak banyak jumlahnya.Taruh kata untuk bibit yang beratnya dibawah 300 kg kalau selama dipelihara sapi tadi mencapai bobot 600kg (adakah jaminan????) maka akan diperoleh pendapatan sbb;600 kg X Rp.24.000/kg(harga siap potong) : Rp. 14.400.000; - Rp. 9.300.000( harga bakalan) = Rp.5.100.000 selama l.k.250 hari.  Bandingkan dengan pola 100 hari, disini apabila  anda  membeli bakalan,bobotnya rata-rata 430kg komposisi mix F1 dan F2. harga dasarnyapun  masih logis di banding pola jangka panjang. Analisanya sebagai berikut : 430 kg X Rp.24.000 = Rp.10.300.000; Masa pemelihara 100 hari dicapai berat  560 kg (banyak yang menjamin..) dengan ADG 1,3kg X Rp.24.000; akan didapat penghasilan = Rp.13.440.000 - Rp.10.300.000(modal pembelian) keuntungannya : Rp.3.100.000 selama 100 hari.Maka dalam 1 tahun kita akan dapat panen 3 kali.

Pola pemeliharaan di perusahaan kami dalam 1 tahun (menurut kalender Hijriyah) adalah : pada bulan muharram dilaksanakan pengadaan untuk sapi jenis simmental,limousin dan silangannya yang akan dipanen pada bulan Rabi'ul Akhir.Pengadaan ke II dilaksanakan di bulan Jumadil Awal dan akan dipanen nantinya pada bulan ramadlan.Di bulan Syawal kami lakukan pengadaan sapi jenis PO murni karena bulan Dzulhijjah harga sapi PO selisih Rp.3-4000/kg lebih mahal panenannya.Demikian rotasi ini senantiasa kami tetapkan sebagai acuan kerja.

Segala yang menyangkut istilah seperti tersebut di atas hanyalah sekedar teknis empiris yang pernah kami alami dan bukanlah istilah ilmiah yang jauh dari pengetahuan kami.

Semuanya ada kelebihan dan kekurangannya.Mohon dikoreksi  untuk jadi evaluasi dan introspeksi kami agar ke depan lebih baik lagi dalam beternak.

Semoga bermanfaat.

Selamat beternak

PT Lembusora Perkasa

Kamis, 07 Mei 2009

Bagaimana Bertransaksi dengan PT Lembusora Perkasa?

PT Lembusora Perkasa dalam bertransaksi dengan pembeli selalu menekankan azas perdagangan dengan memakai sistem jual beli sebagai berikut :

  1. Harga satuan (baik jogrok maupun timbang hidup) sudah disepakati.
  2. Jika sistem loco,saat penimbangan harus disaksikan kedua belah pihak; namun apabila pembeli berada di luar daerah dan karena satu dan lain sebab tidak dapat hadir, penimbangan bisa dilakukan dengan : mengamanatkannya kepada kami, atau mewakilkannya kepada Subdin Peternakan Dinas Pertanian Ponorogo, Organisasi Kemasyarakatan, atau Pihak yang langsung ditunjuk pembeli. 
  3. Kami juga bersedia mengirim ternak kami franco tempat pembeli.jadi ongkos  armada,biaya  perjalanan,pengawal berikut resiko perjalanan dan penyusutan menjadi beban kami.Bahkan apabila di tempat anda belum tersedia timbangan elektronik,kami sanggup membawakannya.Tinggal kesepakatan harga saja.
  4. Sistem pembayaran yang jelas.
  5. Pengaturan biaya dan resiko perjalanan jika timbang loco  farm kami.
  6. Lain-lain yang belum diatur dalam perjanjian. 



PENGETAHUAN TENTANG WARNA KULIT,BULU & KUALITAS PRODUKSI SAPI PO CROSS

Pada sapi PO, warna bulu badan putih abu-abu baru muncul ketika lepas sapih dan menjadi semakin besar kemungkinan munculnya pada saat umur yearling. Pada sapi SIMPO (Simmental cross dengan PO), terjadi variasi warna yang beragam. Pada sapi LIMPO (Limousin cross dengan PO), variasi warna bulu badannya hanya coklat tua dan coklat putih. Warna bulu badan sapi SIMPO yang paling dominan munculnya saat lahir dan semakin dominan ketika sapi semakin tua adalah merah bata. Warna merah tua yang jarang muncul pada saat sapi lahir, menjadi semakin banyak muncul pada saat sapi lepas sapih karena ada sapi yang mengalami perubahan warna menjadi merah tua saat lepas sapih dari coklat muda saat lahir.Sapi yang asalnya mempunyai warna bulu badan merah tua ini, ketika mulai mendekati umur yearling, sebagian akan berubah menjadi warna doreng, yaitu campuran garis-garis tak beraturan dari warna putih, abu-abu, merah bata, merah tua, hi tam dan kuning tua. Warna bulu badan putih kekuningan yang dominan munculnya sama dengan warna merah bata saat sapi SIMPO lahir, sebagian besar berubah menjadi warna doreng dan merah bata.Pada sapi LIMPO, warna bulu badan yang dominan dari lahir sampai yearling adalah coklat tua. Warna coklat putih yang sering muncul saat lahir, menjadi lebih sering muncul pada saat sapi mencapai umur yearling. Dalam jumlah kecil, ada sapi LIMPO yang saat lahir mempunyai warna bulu badan putih (seperti PO), tetapi semua nya akan berubah menjadi coklat putih setelah sapi mencapai umur yearling  
  Terjadinya variasi dan perubahan terhadap warna bulu badan sapi silangan ini, menjadi pertimbangan penting dalam ikut menentukan sebaiknya sapi silangan yang mana, SIMPO atau LIMPO, yang cocok dikembangkan di daerah DR atau DT, karena Gebremedhin (1984) dan Robertshaw (1984) menyatakan bahwa warna bulu sapi sangat berpengaruh pada mekanisme pengaturan temperatur tubuh sapi hubungannya dengan pengaruh panas lingkungan ; sapi yang bulunya cenderung ke arah warna gelap, lebih cocok dikembangkan di daerah berintensitas sinar matahari lebih rendah.

Kualitas Produksi

Tentang Kualitasnya perlu ditekankan sebelumnya  peruntukan sapi yang akan diternakkan.Hal ini berkenaan dengan motivasi peternak sendiri apakah sapi tersebut akan dijadikan hewan produksi atau hanya sebagai hewan kesayangan (klangenan;jawa red;)
Untuk Produksi,rata-rata Farm besar sebut saja PT AFK,PT Sapindo Kencana dan lainnya untuk pengadaan sapi lokal malah mereferensikan sapi silangan/cross karena selain dari ADGnya sapi silangan tidak kalah penambahan (rata-rata 1,4kg/day) sehingga saat panen bahkan ada yang mampu mencapai 875kg.lain daripada itu dari sisi harga juga masih rasionable.lebih jauh sapi silangan juga punya keunggulan lain dari genetik induk POnya  yakni lebih tahan panas,tahan caplak dan proses adaptasi yang cepat dengan lingkungan buruk sekalipun.selain dari faktor di atas tentunya tetap selalu diperhatikan performance yang meliputi body frame,power depan dan belakang sapi itu sendiri.
Belum tentu sapi pure breed lebih unggul dalam segala aspek
*) dikutip dari berbagai sumber


BAKALAN DAN SIAP POTONG

PT Lembusora Perkasa menyediakan bakalan dan sapi siap potong PO, Simmental dan Limousin dengan Spek F1 (super) juga F2 (LIMPO & SIMPO) mulai berat 250 kg - 800 kg dengan rendemen untuk bakalan rata-rata 47,5 % dan untuk yang siap potong mulai 49,5 % - 52 %

Metode transaksi kami menggunakan timbang hidup (Timbangan digital)  untuk berat 380-525kg.Sedang berat di bawah itu dapat dilakukan dengan sistem Jogrog.Kekuatan suply  kami tak terbatas sesuai permintaan pembeli. 

di atas adalah sample ternak dari stok kami sejak mulai di kandang,menjelang penimbangan sampai siap diberangkatkan


DOMBA TANGKAS

PT Lembusora Perkasa menyediakan indukan, anakan dan domba garut dewasa (domba tangkas) sebagai hewan koleksi dengan body performance yang gagah untuk di pelihara sebagai lambang status sosial ataupun untuk produksi daging dengan tingkat pertumbuhan yang optimal.
Berat domba garut dewasa mulai 50 kg yang memiliki sertifikasi keturunan juara.



KAMBING LOKAL

PT Lembusora Perkasa menyediakan kambing lokal untuk keperluan harian atau ritual keagamaan seperti halnya untuk aqiqoh dan kurban.
hewan tersebut tersedia dalam stok yang tak terbatas dan sudah sesuai dengan aturan syariah dan kesehatan yang kami terima dari lembaga dan instansi negara.
untuk transaksi kami menggunakan pola jogrok atau sistem timbang hidup. 


Bina Mitra


BINA MITRA

Sebagai perusahaan yang peduli dengan urusan sosial agro, kami telah menjalin dan siap menggandeng kemitraan dengan segenap komponen masyarakat, lembaga pendidikan, dan lembaga kemandirian pesantren untuk mengadakan kerjasama usaha peternakan sapi potong, kambing dan domba, yang berwujud pada pola budidaya, perdagangan yang saling menguntungkan, pelatihan manajemen peternakan,teknologi kesehatan ternak, dan pemanfaatan limbah ternak bagi masyarakat umum